Ilmu dan teknologi
partikel kecil diberi nama mikromeritik oleh Dalla Valle. Dispersi koloid
dicirikan oleh partikel yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mikroskop
biasa, sedang partikel emulsi dan suspensi farmasi serta serbuk halus berada
dalam jangkauan mikroskop optik. Partikel yang mempunyai ukuran serbuk lebih
kasar, granul tablet, dan garam granular berada dalam kisaran ayakan.
Dalam suatu kumpulam partikel lebih dari satu ukuran (yakni dalam suatu sampel polidispers), dua
sifat penting yaitu:
a. Bentuk dan luas permukaan partikel
b. Kisaran ukuran dan banyaknya atau
berat partikel-partikel yang ada dan, karenanya, luas permukaan total
Untuk memulai
setiap analisis ukuran partikel harus diambil dari umunya jumlah bahan besar
(ditandai dengan junlah dasar) suatu contoh yang representatif. Karenanya suatu
pemisahan bahan awal dihindari oleh karena dari suatu pemisahan, contoh yang
diambil berupa bahan halus atau bahan kasar. Untuk pembagian contoh pada jumlah
awal dari 10-1000 g digunakan apa yang disebut Pembagi Contoh piring berputar.
Pada jumlah dasar yang amat besar harus ditarik beberapa contoh dimana tempat
pengambilan contoh sebaiknya dipilih menurut program acak.
Ilmu dan
teknologi partikel kecil diberi nama mikromiretik oleh Dalla Valle. Dispersi
koloid dicirikan oleh partikel yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mikroskop
biasa, sedang partikel emulsi dan suspensi farmasi serta serbuk halus berada
dalam jangkauan mikroskop optik. Partikel yang mempunyai ukuran serbuk lebih
kasar, granul tablet, dan garam granular berada dalam kisaran ayakan.
Partikel
dari serbuk obat mungkin berbentuk sangat kasar dengan ukuran kurang lebih
10.000 mikron atau 10 milimikron atau mungkin juga sangat halus mencapai ukuran
koloidal, 1 mikron atau lebih kecil. Agar ukuran partikel serbuk ini mempunyai
standar, maka USP menggunakan suatu batasan dengan istilah “very coarse,
coarse, moderately coarse, fine and very fine”, yang dihubungkan dengan bagian
serbuk yang mempu melalui lubang-lubang ayakan yang telah distandarisasi yang
berbeda-beda ukurannya, pada suatu periode waktu tertentu ketika diadakan
pengadukan dan biasanya pada alat pengaduk ayakan secara mekanis.
Setiap
kumpulan partikel biasanya disebut polidispersi. Karenanya perlu untuk
mengetahui tidak hanya ukuran dari suatu partikel tertentu, tapi juga berapa
banyak partikel-partikel dengan ukuran yang sama ada dalam sampel. Jadi kita
perlu sutau perkiraan kisaran ukuran tertentu yang ada dan banyaknya atau berat
fraksi dari tiap-tiap ukuran partikel, dari sini kita bisa menghitung ukuran
partikel rata-rata untuk sampel tersebut.
Ukuran
partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam farmasi, sebab ukuran
partikel mempunyai peranan besar dalam pembuatan sediaan obat dan juga terhadap
efek fisiologisnya.
Ukuran dari suatu bulatan dengan
segera dinyatakan dengan garis tengahnya. Tetapi, begitu derajat
ketidaksimestrisan dari partikel naik, bertambah sulit pula menyatakan ukuran
dalam garis tengah yang berarti. Dalam keadaan seperti ini, tidak ada garis
tengah yang unik. Makanya harus dicari jalan untuk menggunakan suatu garis tengah bulatan yang ekuivalen,
yang menghubungkan ukuran partikel dan garis tengah bulatan yang mempunyai luas
permukaan, volume, dan garis tengah yang sama. Jadi, garis tengah permukaan ds,
adalah garis tengah suatu bulatan yang mempunyai luas permukaan yang sama
seperti partikel yang diperiksa.
Banyak metode tersedia untuk
menetukan ukuran partikel. Mikroskopi, pengayakan, sedimentasi, dan penentuan
volume partikel dibicarakan dalam bagian berikut. Tidak ada satu pun cara
pengukuran yang benar-benar merupakan metode langsung. Walaupun dengan
mikroskopik kita dapat melihat gambaran partikel yang sesungguhnya, hasil yang
didapat kemungkinan besar tidak lebih “Langsung” daripada menggunakan metode
lain, karena hanya dua dari tiga dimensi partikel yang biasanya terlihat.
Metode sedimentasi menghasilkan suatu ukuran partikel relatif terhadap laju di
mana partikel itu mengendap melalui suatu medium pensuspensi.
Metode yang digunakan untuk
menentukan ukuran partikel:
a.
Mikroskopi Optik
Menurut metode mikroskopis, suatu
emulsi atau suspensi, diencerkan atau tidak diencerkan, dinaikkan pada suatu
slide dan ditempatkan pada pentas mekanik. Di bawah mikroskop tersebut, pada
tempat di mana partikel terlihat, diletakkan mikrometer untuk memperlihatkan ukuran
partikel tersebut. Pemandangan dalam mikroskop dapat diproyeksikan ke sebuah
layar di mana partikel-partikel tersebut lebih mudah diukur, atau pemotretan
bisa dilakukan dari slide yang sudah disiapkan dan diproyeksikan ke layar untuk
diukur.
Kerugian dari metode ini adalah
bahwa garis tengah yang diperoleh hanya dari dua dimensi dari partikel
tersebut, yaitu dimensi panjang dan lebar. Tidak ada perkiraan yang bisa
diperoleh untuk mengetahui ketebalan dari partikel dengan memakai metode ini.
Tambahan lagi, jumlah partikel yang harus dihitung (sekitar 300-500) agar
mendapatkan suatu perkiraan yang baik
dari distribusi , menjadikan metode tersebut memakan waktu dan jelimet. Namun
demikian pengujian mikroskopis dari suatu sampel harus selalu dilaksanakan, bahkan
jika digunakan metode analisis ukuran partikel lainnya, karena adanya gumpalan
dan partikel-partikel lebih dari satu komponen seringkali bisa dideteksi dengan
metode ini.
b.
Pengayakan
Suatu metode yang paling sederhana,
tetapi relatif lama dari penentuan ukuran partikel adalah metode analisis
ayakan. Di sini penentunya adalah pengukuran geometrik partikel. Sampel diayak
melalui sebuah susunan menurut meningginya lebarnya jala ayakan penguji yang
disusun ke atas. Bahan yang akan diayak dibawa pada ayakan teratas dengan lebar
jala paling besar. Partikel, yang ukurannya lebih kecil daripada lebar jala
yang dijumpai, berjatuhan melewatinya. Mereka
membentuk bahan halus (lolos). Partikel yang tinggal kembali pada ayakan,
membentuk bahan kasar. Setelah suatu waktu ayakan tertentu (pada penimbangan
40-150 g setelah kira-kira 9 menit) ditentukan melalui penimbangan, persentase
mana dari jumlah yang telah ditimbang ditahan kembali pada setiap ayakan.
c.
Dengan cara sedimentasi
Metode
yang digunakan dalam penentuan partikel cara sedimentasi ini adalah metode
pipet, metode hidrometer dan metode malance.
Partikel dari serbuk obat mungkin
berbentuk sangat kasar dengan ukuran kurang lebih 10.000 mikron atau 10
milimikron atau mungkin juga sangat halus mencapai ukuran koloidal, 1 mikron
atau lebih kecil. Agar ukuran partikel serbuk ini mempunyai standar, maka USP
menggunakan suatu batasan dengan istilah “very coarse, coarse, moderately
coarse, fine and very fine”, yang dihubungkan dengan bagian serbuk yang mempu
melalui lubang-lubang ayakan yang telah distandarisasi yang berbeda-beda
ukurannya, pada suatu periode waktu tertentu ketika diadakan pengadukan dan
biasanya pada alat pengaduk ayakan secara mekanis.
Partikel bisa keras dan lembut
dalam satu hal dan kasar serta berpori dalam hal lainnya, seseorang harus
menyatakan kerapatan dengan hati-hati. Kerapatan secara umum diartikan sebagai
berat per satuan volume, kesulitan timbul bila seseorang mencoba untuk
menentukan volume dari partikel yang mengandung retakan-retakan mikroskopis,
pori-pori dalam dan ruang-ruang kapiler.
Tidak ada metode yang telah
diketahui untuk menentukan bentuk partikel yang tidak beraturan secara
geometris, namun telah dikembangkan metode statistic untuk menyatakan ukuran
partikel yang tidak beraturan pada suatu dimensi tunggal, yaitu dalam
diameternya. Jika diameter ini diukur dengan prosedur yang telah dibakukan
untuk sejumlah besar partikel, nilainya dapat dinyatakan dengan berbagai
diameter. Hanya dibutuhkan luas permukaan yang sebanding dengan diameter
kuadrat dan volume yang sebanding dengan diameter kubik.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Voigt, R., (1994),
“Buku Pelajaran teknologi Farmasi”, edisi V, Cetakan I, UGM Press, Yogyakarta.
2.
Martin,
A., (1990), “Farmasi Fisika”, Buku II, UI Press, Jakarta.
3.
Moechtar.,
(1990), “Farmasi Fisika”, UGM Press, Yogyakarta.