Minggu, 07 Desember 2014

laporan biokimia lipid



LIPID

I. Tujuan 
1.      Uji kelarutan : Mengidentifikasi suatu lipid
2.      Uji akrolein : Untuk menentukan adanya gliserol
3.      Uji Liberman-Burchard : Untuk menentukan kolestrol dalam lipid           

II. Prinsip
1.      Uji kelarutan : Berdasarkan derajat kelarutan suatu lipid dalam pelarutnya.
2.      Uji akrolein : Berdasarkan dehidratasi gliserol dan KHSO4 pada pengujian lipid yang menghasilkan bau
3.      Uji Limberman-Burchard : Berdasarkan reaksi pembentukan warna hijau antara air dan kaldu dan minyak dengan pelarut kloroform yang ditambah asam asetat anhidrid dan  HSO4 pekat.        

III. Reaksi
1.      Uji akrolein
2.      Uji limberman-burchard


IV. Teori
            Lipid berasal dari kata Yunani yang berarti lemak. Secara bahasa lipid merupakan lemak, sedangkan kalau dilihat dari stukturnya, lipid merupakan senyawa trimester yang dibentuk dari senyawa gliserol dan berbagai asam karboksilat rantai panjang. Jadi lemak disusun dari dua jenis molekul yang lebih kecil yaitu gliserol dan asam lemak. Gliserol adalah sejenis alkohol yang memiliki tiga karbon yang masing-masing mengandung sebuah gugus hidroksil. Asam lemak memiliki kerangka karbon yang panjang, umumnya 16 sampai 18 atom karbon, panjangnya salah satu ujung asam lemak itu adalah kepala yang terdiri atas suatu gugus karboksil dan gugus fungsional yang menyebabkan molekul ini disebut asam lemak, yang berikatan dengan gugus karboksilat itu adalah hidrokarbon panjang yang disebut ekor.
Senyawa organik ini terdapat dalam semua sel dan berfungsi sebagai :
1.      Penyimpan energi dan transport
2.      Struktur membrane
3.      Kulit pelindung, komponen dinding sel
4.      Penyampai kimia
Beberapa senyawa lipida mempunyai aktivitas biologis yang sangat penting dalam tubuh, diantaranya vitamin dan hormon. Ditinjau dari sudut nutrisi, lemak merupakan sumber kalori penting disamping berperan sebagai pelarut berbagai vitamin.
a.     Lipid Terhidrolisis
Lipid terhidrolisis merupakan ester dari gliserol dengan suatu asam lemak atau asam fosfat yang mengikat etanolamin atau serin.
b.   Steroid
Steroid merupakan senyawa turunan (derivat) lipid yang tidak terhidrolisis. Senyawa yang termasuk turunan steroid, misalnya kolesterol, ergosterol, dan estrogen. Pada umumnya steroid berfungsi sebagai hormon. Steroid mempunyai struktur inti. Perbedaan jenis steroid yang satu dengan steroid yang lain terletak pada rantai samping (cabang) yang diikatnya.
c.    Terpenoid
Seperti halnya steroid, terpenoid juga merupakan derivat dari lipid. Senyawa ini umumnya terdapat pada minyak atsiri, misalnya sitral (minyak sereh), geraniol (minyak mawar), limonen (jeruk), dan juga sebagai vitamin A. Berikut ini beberapa contoh senyawa terpena.
Senyawa-senyawa yang termasuk lipid dapat dibagi dalam beberapa golongan.. Ada beberapa cara penggolongan yang dikenal. Bloor membagi lipid dalam tiga golongan besar, yaitu:
1.      lipid sederhana, yaitu ester asam lemak dengan berbagai alkohol, contohnya lemak atau gliserida dan lilin (waxes).
2.      lipid gabungan yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan, contohnya fosfolipid, cerebrosida.
3.      derivate lipid, yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid, contohnya asam lemak, gliserol dan sterol.
Di samping itu berdasarkan sifat kimianya yang penting, lipid dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu lipid yang dapat disabunkan, yakni yang dapat dihidrolisis dengan basa, contohnya lemak, dan lipid yang tidak dapat disabunkan, contohnya steroid. Lipid dibagi dalam beberapa golongan berdasarkan kemiripan struktur kimianya, yaitu: asam lemak, lemak, lilin, fosfolipid, sfingolipid, terpen, steroid, lipid kompleks.
Banyak lipida yang mempunyai sifat fisik amfipatik. Istilah amfipatik yang semula digunakan oleh Hartley pada tahun 1936, memberikan turunan hidrokarbon yang mempunyai satu bagian (polar) “bersimpati” dengan suasana air dan satu bagian hidrokarbon (hidrofobik) yang tidak bersimpati dengan suasana air. Asam lemak jarang terdapat bebas di alam tetapi terdapat sebagai ester dalam gabungan dengan fungsi alcohol. Kita dapat membuat beberapa penyamarataan mengenai asam lemak, walaupun ada perkecualian seperti yang akan kita lihat.
1.      Asam lemak pada umumnya adalah asam monokarboksilat berantai lurus.
2.      Asam lemak pada umumnya mempunyai jumlah atom karbon genap.
3.      Asam lemak dapat dijenuhkan atau dapat mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap
Berdasarkan ada tidaknya ikatan rangkap, asam lemak terbagi menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Hewan-hewan tingkat yang lebih tinggi dapat mengadakan biosintesa asam-asam lemak jenuh dan yang mono tak jenuh dari sumber-sumber lain seperti karbohidrat. Asam-asam linoleat dan linolenat dan asam-asam lemak poli tak jenuh bertingkat lebih tinggi tidak dapat dihasilkan pada hewan bertingkat lebih tinggi dan karena itu diistilahkan asam lemak essensial. 
Garam asam lemak biasanya disebut sabun. Daya pembersih sabun bertumpu pada sifat amfipatrik molekul sabun. Dengan ion Ca++ dan Mg++  sabun dapat membentuk garam Ca atau Mg yang mengendap. Oleh karena itu, apabila dalam air terdapat ion-ion tersebut atau yang disebut air sadah. Sabun mempunyai sifat dapat menurunkan tegangan permukaan air.  Hal ini tampak dari timbulnya busa apabila sabun dilarutkan dalam air dan diaduk. Asam lemak tak jenuh mudah mengadakan reaksi pada ikatan rangkapnya. Dengan gas hidrogen dan katalis Ni dapat terjadi reaksi hidrogenasi, yaitu pemecahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal. Proses hidrogenasi ini mempunyai arti penting karena dapat mengubah asam lemak yang cair menjadi asam lemak padat. Ini adalah salah satu proses pada pembuatan margarin dari minyak kepala sawit.
Lemak netral disebut juga asil gliserol atau gliserida. Lemak ini merupakan komponen utama lemak simpanan pada sel-sel hewan dan tumbuhan, terutama pada jaringan adipose vertebrata. Sifat-sifat fisik lemak netral mencerminkan susunan asam lemak dari lemak. Sebagai dalil umum adalah titik lebur suatu asam lemak berkurang dengan bertambahnya ketidakjenuhan dan berkurangnya bobot molekulernya.
Lemak hewan dan tumbuhan mempunyai susunan asam lemak yang terkandung didalamnya diukur dengan bilangan iodium. Bilangan iodium adalah banyaknya gram iodium yang dapat bereaksi dengan 100 gram asam lemak. Jadi, makin banyak ikatan rangkap, makin besar bilangan iodium.
Kolesterol adalah salah satu sterol yang penting dan terdapat banyak di alam di alam. Kolesterol terdapat pada hampir semua sel hewan dan semua manusia. Pada tubuh manusia, kolesterol terdapat dalam darah, empedu, kelenjar adrenal bagian luar (adrenal cortex), dan jaringan syaraf. Mula-mula kolesterol diisolasi dari batu empedu karena kolesterol ini merupakan komponen utama batu empedu tersebut. Kolesterol dapat larut dalam pelarut lemak, misalnya eter, kloroform, benzena, dan alkohol panas. Apabila terdapat dalam konsentrasi tinggi, kolesterol mengkristal dalam bentuk kristal yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau, serta mempunyai titik lebur 150-151oC.
Endapan kolesterol apabila terdapat dalam pembuluh darah dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah karena dinding pembuluh darah menjadi makin tebal. Hal ini mengakibatkan juga berkurangnya elastisitas pembuluh darah. Dengan demikian, maka aliran darah akan terganggu.

 
V.    Alat dan Bahan
5.1 Alat yang digunakan
1.      Tabung reaksi
2.      Pipet tetes
3.      Kertas saring
4.      Kaki tiga
5.      Bursen

5.2 Bahan yang digunakan
1.      Alcohol dingin
2.      Alcohol panas
3.      Air
4.      Kloroform
5.      Minyak goring
6.      Gliserol
7.      KHSO4
8.      Olive oil
9.      Asam palmitat
10.  Kolestrol (air kaldu)
11.  Asam sulfat pekat

VI.    Prosedur
1.      Uji kelarutan
Disediakan 4 tabung reaksi dan ditambahkan ke dalam nya, tabung 1 ditambahkan 2mL air, tabung 2 ditambahkan 2mL alkohol dingin, tabung 3 ditambahkan 2mL alkohol panas, tabung 4 ditambahkan 2mL kloroform. Kemudian dimasukan kedalam tiap tabung 0,2mL minyak goreng, lalu dokocok dengan hati hati. Diambil 2-3 tetes dari masing-masing tabung dan diteteskan pada kertas saring, adanya noda pada kertas saring menunjukan lemak/lipid yang larut.
2.      Uji akrolein
Disediakan 3 tabung reaksi yang bersih dan kering, lalu dimasukan kedalam tabung 10 tetes olive oil, gliserol, atau sedikit asam palmitat. Kemudian ditambahkan kedalam masing-masing tabung sejumlah volume yang sama KHSO4, kemudian dipanaskan pelan-pelan langsung diatas api.diperhatikan bau dari akrolein yang menusuk hidung, jangan dikacaukan antara bau akrolein dan bau SO2.
3.      Uji Limberman-Burchrad
Sedikit kolestrol (air kaldu) dilarutkan kedalam kloroform sampai larut semuanya. Kemudian ditambahkan 10 tetes asam asetat anhidrid dan 2 tetes asam sulfat pekat, kemudian dikocok perlahan-lahan dan dibiarkan beberapa menit, kemudian diperhatikan perubahan warnanya.

VII.          Data Pengamatan
1.      Uji kelarutan
No
Jenis
Tabung reaksi
Keterangan
1
Air + minyak goreng
Minyak dan air terpisah
Tidak ada noda
2
Alkohol dingin + minyak goreng
Ada endapan
Tidak ada noda
3
Alkohol panas + minyak goreng
Larut, ada endapan
Ada noda
4
Kloroform + minyak goreng
Larut
Ada noda
Kesimpulan : alkohol panas dan kloroform termasuk pelarut organik.
2.      Uji akrolein
No
Jenis
Hasil
Keterangan
1
Olive oil + KHSO4
Bau (+)
Bau tengik
2
Gliserol + KHSO4
Bau (+)
Bau tengik
3
Asam palmitat + KHSO4
Bau (+)
Bau tengik
Kesimpulan : asam palmitat termasuk golongan triacidgliserol
3.      Uji limberman-burchard
No
Jenis
Uji
Keterangan
1
Kaldu + kloroform
(-) tidak larut
Tidak ada kolestrol
2
Kaldu + kloroform + as. Asetat anhidrat + as. Sulfat pekat
(-) tidak larut
Tidak ada kolestrol
3
m.goreng + kloroform + as. Asetat anhidrat + as. Sulfat pekat
(+) sedikit terbentuk warna hijau
Ada kolestrol
Kesimpulan : kaldu tidak mengandung kolestrol


VIII.       Pembahasan
Lipid adalah senyawa yang heterogen dari jaringan. Pada dasarnya kelarutannya adalah dalam pelarut lemak, misalnya eter. Pada komponen-komponen dari lipid dapat dipisahkan dengan perbedaan kelarutannya dalam pelarut-pelarut organik yang berbeda. Lemak adalah suatu senyawa atau molekul yang terbentuk dari asam lemak atau gliserol. Lemak dapat dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol dengan menggunkan larutan alkali.
Pada praktikum kali ini dilakukan beberapa pengujian pada lipid diantaranya yaitu uji kelarutan, uji akrolein, dan uji limberman-buchard.
Uji pertama yang dilakuakan yaitu uji kelarutan dengan tujuan, mengidentifikasi suatu lipid dalam larutan, dengan menggunakan sampel minyak goreng yang dilarutkan dalam beberapa pelarut seperti air, kloroform, alkohol panas, dan alkohol dingin. Pengujian pertama yaitu pada minyak yang dilarutkan dalam air, pada tabung reaksi terlihat minyak dan air terpisah, kemudian diteteskan pada kertas saring tidak terdapat noda pada kertas tersebut, maka minyak goreng tidak larut dalam air, begitupun pada minyak goreng yang dilarutkan dalam alkohol dingin pada tabung reaksi terdapat adanya endapan, dan ketika diteteskan pada kertas saring tidak terdapat noda, kemudian minyak goreng yang dilarutkan dengan menggunakann alkohol panas, minyak tersebut larut, tetapi menimbulkan endapan, dan ketika diteteskan dalam kertas saring terdapat noda, kemudian pada saat dilarutkan dengan kloroform minyak goreng larut dan pada kertas saring menimbulkan noda, itu menandakan bahwa alkohol panas dan kloroform merupakan pelarut organik.
Pada pengujian kedua dilakukan uji akrolein yang bertujuan untuk menentukan adanya gliserol. Pada pengujian ini terdapat KHSO4 yang berfungsi sebagai katalisator pembentukan gliserol pada sampel. Pada pengujian olive oil ditambahkan dengan KHSO4 dan gilserol ditambahkan dengan KHSO4 menghasilkan bau tengik (+) itu menandakan bahwa kedua sempel tersebut mengandung gliserol, sedangkan pada asam palmitat yang ditambahkan dengan gliserol menghasilkan bau tengik berlebih. Pada penambahan KHSO4  larutan tidak ikut bereaksi karena tidak larut dalam larutan KHSO4  hanya berfungsi sebagai katalisator. Dengan adanya bau khas, membuktikan bahwa dalam larutan mengandung gliserol. Ketengikan disebabkan oleh adanya reaksi antara molekul oksigen dengan asam lemak berikatan ganda. Oleh karena itu, olive oil, gliserol dan asam palmitat  bau tengik. Ketengikan pada kebanyakan lemak atau minyak menunjukkan bahwa kebanyakan golongan trigliserida tersebut telah teroksidasi oleh oksigen dalam udara bebas.
Pada pengujian terakhir yaitu pengujian Liemberman-Burchard yang bertujuan untuk menentukan ada atau tidaknya kolestrol dalam suatu larutan. Sampel pertama digunakan kaldu instan kemudian ditambahkan kloroform maka hasilnya tidak larut, kemudian kaldu instan tersebut setelah ditambahkan kloroform ditambahkan asam asetat anhidrat dan ditambahkan asam sulfat pekat, maka hasilnya tidak larut, itu menandakan bahwa dalam kaldu instan tidak terdapat kolestrol. Sedangkan pasa sampel ke dua dengan menggunakan minyak yang telah ditambah dengan kloroform, asam asetat anhidrat, dan asam sulfat pekat menghasilkan sedikit terbentuk warna hijau, maka pada minyak positif mengandung kolestrol.


IX.             Kesimpulan
Pada uji kelarutan kloroform dan alkohol panas merupakan pelarut organic karena dapat melarutkan minyak (lipid). Pada uji akrolein olive oil, gliserol, dan asam palmitat menghasilkan bau tengik, dan positif mengandung gliserol. Asam palmitat termasuk dalam golongan triacid gliserol. Pada uji liemberman-burchard kaldu instan yang diujikan tidak mengandung kolestrol, dan minyak yang diujikan terdapat kolestrol.



X.       Daftar pustaka
Fessenden.1992.Kimia Organik, Jilid II. Erlangga. Jakarta.
Girindra, A., 1990, Biokimia I, PT. Gramedia, Jakarta.
Ketaren, S., 2005, Minyak dan Lemak Pangan, UI-Press, Jakarta.
Lehninger, A., 1990, Dasar-Dasar Biokimia, Jilid I, Erlangga, Jakarta.
Poedjiadi, 1994, Dasar-dasar Biokimia, Universitas Indonesia, Jakarta.
Sudarmadji, S., B. Haryono, dan Suhardi, 1996, Analisa Bahan makanan dan Pertanian, Liberty Yogyakarta Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.


XI.             Lampiran
11.1  Lampiran pertanyaan
1.      Bagaimana warna dalam tabung dan jelaskan, tuliskan rumus kolestrol ?
Jawaban :
2.      Berikan alasan mengapa reaksi warna ini berguna untuk penentuan kuantitatif ?
Jawaban :

11.2  lampiran gambar
1.      Uji kelarutan
a.       Alcohol dingin+minyak, hasil(-)
b.      Alcohol panas+minyak(+)
c.       Air+minyak, hasil (-)
d.      Kloroform+minyak, hasil(+)

2. Uji akrolein (zat penguji+KHSO4)

3.      Uji Liberman-Burchrad
a.       Minyak + 10 tetes asam asetat anhidrit + 2 tetes KHSO4
b.        Air kaldu + 10 tetes asam asetat anhidrit + 2 tetes KHSO4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar